SMKN 1 MAJALENGKA

Kamis, 09 Januari 2014

MAKALAH SITUS SEJARAH MAJALENGKA



KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat yang diberikan pada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yaitu membuat makalah yang berjudul “ Kunjungan situs sejarah Majalengka “ untuk mengingat memorial di masa kami berkunjung ke situs-situs sejarah Majalengka

            Makalah kami ini berisikan tentang kegiatan Kunjungan situs sejarah Majalengka yang telah kami jalani pada hari Minggu tanggal 29 september yang lalu, yang kami susun secara ringkas dan runtut. Namun kami menyadari bahwa makalah kami ini jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati kami mohon para pembaca memberikan saran dan kritikan yang membangun demi perbaikan, untuk itu kami ucapkan selamat  membaca dan semoga makalah kami yang berjudul “ Kunjungan situs sejarah Majalengka “  bermanfaat bagi kita semua.

      





PENDAHULUAN

Atas berkah rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami dapat membuat makalah ini dan dengan pertolongannya lah kami dapat mengikuti kunjungan situs sejarah Majalengka dengan keadaan sehat wal afiat. Kami membuat makalah ini dalam rangka untuk memenuhi tugas pendidikan pacasila dan kewarganegaraan

DAFTAR ISI

1. Kata Pengantar …………………………………………...     01       
2. Pendahuluan……………………………………..………..     02
3. Daftar Isi ………………………………………………….     02
4. Sejarah Majalengka…………………………………….....      03
4. Kunjungan situs sejarah majalengka
 BAB I    : - Patilasan Nyi Rambut Kasih.………..........        06
BAB II  :  - Sejarah dan Makam Pangeran Muhamad…        10
BAB III :  - Makam Embah Badori/Nyi Siti Armilah…        13
5. Penutup…………………………………………………..       16
     



SEJARAH MAJALENGKA


Pada abad ke-XV kawasan Majalengka sekarang, terdapat beberapa kerajaan Hiundu, sekalipun tidak semua kerajaan tersebut sempat meninggalkan data-data sejarah secara kuat.  Adapun kerajaan yang dimaksud adalah sebagai berikut.

Kerajaan Rajagaluh
                Kerajaan Rajagaluh terletak di kawasan Rajagaluh sekarang, saat itu dipegang oleh Prabu Cakraningrat. Sampai sekarang belum terungkap lengkap bagaimana sejarahnya asal muasalnya karena masih memerlukan waktu pengungkapannya.

Kerajaan Talaga
                Kerajaan Talaga memang memiliki data-data tertulis sekalipun tidak terlalu lengkap. Selain itu dilengkapi pula peninggalan kerajaan maupun situs-situs yang dapat dibaca dan cerita rakyat masih terus hidup di kalangan masyarakat. Kerajaan Talaga berdiri 1929 M, yaitu dari Batara Gunung Bitung (R. Syadewata). Ia mempunyai anak bernama R. Darmasuci yang menjadi raja pertama, kemudian diteruskan oleh puteranya bernama Sunan Talaga Manggung.

Darmasuci meneruskan ayahnya sebagai Rajaguru Budayasarwatiwada (Mahayana). Kerajaan Hindu ini berlangsung sampai dengan Tahun 1530 ketika rajanya Parung Gangsa. Pada masa Kerajaan Talaga, Islama sudah masuk Raja Parung Gangsa deberi gelar oleh Sunan Gunung Jati, Pucuk Umum Talaga. Sekalipun demikian sejarah Talaga ini belum terungkap lengkap.

Kerajaan Sindangkasih
                Nama Sindangkasih dapat dipastikan diambil dari Mandala Sindangkasih yang pada saat itu dijabat oleh Ki Ageng Surawijaya. Ki Gade Sindangkasih adalah ayah Nyi Rambut Kasih atau Nyi Ambet Kasih.
                Rambut Kasih adalah pendiri kerajaan kecil bercorak Hindu bernama Sindangkasih. Sekalipun tidak meninggalkan data-data sejarah, tetapi masih banyak cerita rakyat yang masih hidup dan berkembang di kalangan masyarakat. Menurut cerita rakyat, Rambut Kasih adalah seorang pemberani, memiliki paras cantik, molek berambut panjang , bijaksana, dan waspada permana tinggal.
                Oleh karena itu, ia diperistri oleh Prabu SIliwangi Tahun 1482-1521 M. Ia juga yang diperintah suaminya untuk pindah ke Pakuan dengan pengikut-pengikutnya dan bala tentaranya. Nyi Rambut Kasih sangat memperhatikan kemakmuran rakyatnya terutama dalam hal bercocok tanam sehingga tanahnya subur dan rakyatnya makmur. 
                Peninggalan Nyi Rambut Kasih yang masih utuh adalah Paniisan, mungkin dulunya tempat ini adalah bekas padepokan, dan kemungkinan tempat menghilangnya Nyi Rambut Kasih ketika ditemui Pangeran Muhammad yang disertai oleh ayahnya Pangeran Panjunan.
                Cerita Rakyat yang masih hidup dan berkembang di masyarakat bahwa hilangnya Nyi Rambut Kasih bersamaan dengan hilangnya pohon-pohon maja di Kerajaan Sindangkasih yang pada saat itu diperlukan oleh masyarakat Cirebon untuk ramuan obat malaria yang sedang berkecamuk. Karena itu, langkanya pohon maja menjadi asal-usul nama “Majalengka” yang berarti  “majae langka” atau dalam Bahasa Indonesia “Buah majanya tidak ada”. Padas sat itu pula terjadi pergantian pemimpin atau raja di Majalengka dari nyi Rambut Kasih kepada Pangeran Muhammad. Sekaligus nama Majalengka resmi dijadikan nama daerah pada Tahun 1490 M serta berpindahnya kepercayaan masyarakat sekitar menjadi Islam.

BAB  I
PATILASAN NYI RAMBUT KASIH


Nyi Rambut Kasih adalah seorang ratu yang cantik dan sakti. Sebagian daerah kekuasaannya berupa hutan yang di dalamnya ada pohon maja yang berkhasiat menyembuhkan penyakit demam, dan pohon ini merupakan sejarah bagi masyarakat Majalengka.
Pada saat itu Cirebon diperintah oleh seorang ulama besar yaitu Syarif Hidayatullah. Saat itu di Cirebon sedang berjangkit penyakit demam yang banyak menelan korban. Untuk menyembuhkan wabah penyakit itu Syarif Hidayatullah mengutus Pangeran Muhamad beserta istrinya Nyi Siti Armilah untuk mencari buah maja. Suami istri ini mengemban misi untuk menyebarkan Agama Islam.
Nyi Rambut Kasih seorang yang sangat berwibawa di mata masyarakatnya. Beliau mengetahui kedatangan utusan dari Cirebon. Nyi Rambut Kasih tidak rela daerah kekuasaannya dijamah begitu saja. Dengan kesaktiannya Beliau mencipta hutannya tanpa pohon maja sebatangpun. Padahal sebelumnya banyak ditumbuhi pohon maja. Pangeran Muhamad dengan istrinya tidak menemukan pohon maja sebatangpun di daerah Sindang Kasih. Pada saat itulah Pangeran Muhamad mengatakan “ Majalangka “ ( bahasa Cirebon yang artinya buah maja tidak ada ), konon kata ini sampai sekarang menjadi Majalengka.
Petilasan Nyi Rambut Kasih merupakan salah satu cagar budaya di Kabupaten Majalengka. Tempat ini merupakan tempat yang dianggap tempat bersejarah bagi masyarakat Majalengka, di tempat tersebut diyakini sebagai asal muasalnya sejarah Majalengka, yakni tempat "ngahiang" Nyi Ratu Rambut Kasih.
Menurut Bpk.Saki (44, kuncen di sana, yang sejak tahun 2002 sampai sekarang dipercaya sebagai juru kunci tempat itu, petilasan ini merupakan cikal bakal lahirnya Majalengka yang dulunya bernama Sindang Kasih, yaitu dari legenda Ibu Rambut Kasih .
Petilasan Nyi Rambut Kasih berada di Blok Leuwilenggik Kelurahan Sindangkasih Kec.Majalengka Kab.Majalengka, setiap harinya banyak dikunjungi peziarah dari berbagai tempat, bahkan menurut Bpk.kuncen ada pula peziarah yang sampai menginap sekitar 3 hari bahkan pun sampai berminggu-minggu.

Keunikan di petilasan ini, adalah terdapat tiga buah batu yang merupakan petilasan Ibu Ratu Kasih  yaitu :
 batu karancang bentuknya bulat dan bolong-bolong
batu mamiring yang bentuknya batu terbelah 2
dan batu maninggur bentuknya seperti akar karena nempel pada sebuah pohon yang rimbun yang merupakan tempat ritual.
Selain itu, ada sebuah sumur yang tak pernah kering namanya sumur "cikahuripan" yang sekarang sudah dirubah menjadi bak kecil untuk tempat wudu bagi orang yang ingin melaksanakan solat di tempat itu.

Kuncen Saki berharap, mudah-mudahan Pemkab Majalengka dapat memperhatikan petilasan yang merupakan amanat para leluhur dan merupakan salah satu aset yang harus dijaga serta dilestarikan.





BAB  II
SEJARAH DAN MAKAM  PANGERAN MUHAMMAD

1.SEJARAH PANGERAN MUHAMMAD



                Kerajaan ini berawal dari terjadinya penggantian pemimpin Cirebon Tahun 1479 M, yaitu diangkatnya Sunan Gunung Jati sebagai Naradipa Padjadjaran menggantikan Pangeran Pakungwati Cirebon. Kemuian, lama-kelamaan pengiriman upeti ke Galuh dihentikan, kejadian ini menimbulkan kekecewaan bagi kerajaan Hindu lainnya seperti Talaga dan Kuningan. Untuk mengantisipasi kejadian ini, Pangeran Muhammad yang memiliki keahlian mendalang, dan disebut juga Pangeran Dalang disertai ayahnya Pangeran Pnajunan ditugaskan oleh Sunan Gunung Jati untuk menyebarkan ajaran Islam di kawasan Barat yang sekaligus merupakan benteng pertahanan apabila Talaga mengadakan penyerangan. Sehingga dengan modal kemampuan mendalang dan Pangeran Panjunan sebagai Ulama besar penyebaran ajaran Islam di SIndangkasih tidak banyak hambatan.
                Setelah Pangeran Muhammad menggantikan Rambut Kasih, berdirilah pesantren-pesantren yang semakin amrak. Pada 1504 M Pangeran Muhammad memperistri putri Sindangkasih seorang pemuka Agama Islam bernama Siti Armilah. Siti Armilah sangat membantu usaha suaminya dalam menyebarkan ajaran Islam di kawasan Majalengka sehingga memang lebih cepat penyebaran ajaran Islamnnua ke daerah-daerah lainnya.
                Dari Siti Armilah, Pangeran Muhammad memperoleh putera bernama Pangeran Santri pada Tahun 1505 M. Pangeran Santri sangat cerdas dan tangkas sehingga pada 1530 M Pangeran Santri diangkat menjadi Raja Sumedang Larang yang berlokasi di Dayeuh Luhur, Sumedang. Pangeran Muhammad meninggal pada 1546 M dan dimakamkan di lereng Gunung Margatapa yang sekarang disebut Embah Badori.



2. MAKAM PANGERAN MUHAMMAD

 Saat ini banyak sekali orang datang berziarah ke makam-makam, namun setiap  orang yang datang berziarah memiliki tujuan  berbeda, ada yang datang untuk mendo’akan almarhum- almarhumah (ahli kubur) agar diterima dan di ampuni dosanya, dan tidak sedikit juga yang berziarah untuk meminta kekayaan, dimudahkan urusannya dan lain-lain.
Di Majalengka, salah satu tempat wisata ziarah yang tersohor adalah makam Pangeran Muhammad. Pangeran Muhammad sendiri adalah sosok panutan masyarakat  yang konon adalah pendiri Majalengka. “Orang yang datang kesini banyak tujuannya, bahkan sampai menginap” ujar H. Iling yang merupakan kuncen makam tersebut.
Pangeran Muhammad  adalah utusan dari Sunan Gunung Jati dari Cirebon. Beliau diutus karena pada saat itu penduduk Crebon  sedang sakit, dan hanya bisa disembuhkan dengan buah maja yang terdapat di daerah barat. Atas dasar itu, Pangeran Muhammad pergi dan mencari buah yang dimaksud  ke daerah barat.
Di lain tempat, Nyi Rambut Kasih yang tinggal di daerah yang dituju  mengetahui akan rencana kedatangan Pangeran Muhammad. Karena adanya pertentangan kuat yang terjadi antara kaum muslim dengan non-muslim pada saat itu, membuat Nyi Rambut Kasih yang berstatus non-muslim  berpikir untuk mencegah pangeran muhammad mendapatkan buah maja yang dicarinya. Sehingga dengan kekuatan yang dimilikinya, dia menghilangkan semua buah maja yang ada di daerah barat. Akibatnya, Pangeran Muhammad kembali ke Cirebon dan memberitahukan bahwa buah maja yang dicari ternyata langka dan tidak ada sama sekali. Akan tetapi,  Pangeran Muhammad kembali  mencarinya lagi, hasilnya tetap saja tidak ditemukan. Beliau mencoba menemui Nyi Rambut Kasih, tetapi ia justru memerintahkan Pangeran Muhammad untuk bertapa di Margatapa. Beliau akhirnya bertapa disana, hingga beliau wafat buah maja itu tetap tidak ada dan tidak dapat ditemukan. Oleh karenanya  jadilah daerah barat itu bernama  “Majalengka” yang berarti maja yang langka. Itulah kiranya cerita yang dipaparkan oleh H. Iling (53) dan istrinya Hj. Runi Siti Khasanah (50) yang Berita5 temui dirumahnya.
Sampai saat ini, masih ada orang-orang  yang berziarah ke makam Pangeran Muhammad untuk mendoakan almarhum dan mengenang silsilah dari Kabupaten Majalengka. Selain itu juga karena tempatnya yang indah berada di kaki gunung, membuat banyak anak-anak remaja yang bermain di sekitar komplek makam Pangeran Muhammad ini. “Bahkan bupati juga rutin berziarah kesini” ujar pak kuncen.

BAB  III
SEJARAH DAN MAKAM  MBAH BADORI

Di Majalengka, salah satu tempat wisata ziarah yang tersohor adalah makam Pangeran Muhammad dan makam nyi siti amilah. Pangeran Muhammad sendiri adalah sosok panutan masyarakat  yang konon adalah pendiri Majalengka dan nyi siti armilah adalah istri dari pangeran muhamad. Makam nyi siti armilah berada di jln.siti armilah. Nyi siti armilah  adalah istri yang setia pada suaminya ia ikut berusaha dalam mencari buah maja di sindangkasih dengan suaminya pangeran Muhammad. Namun seusai di sindangkasih Pangeran Muhamad dan Istrinya Nyi Siti Armilah bertekad untuk tidak kembali ke Cirebon. Beliau akan terus melanjutkan pencariannya sambil menyebarkan Agama Islam.
Untuk syiar Agama Islam Pangeran Muhamad menyuruh istrinya. Nyi Siti Armilah berusaha keras untuk syiar Agama Islam di Kerajaan Sindang Kasih. Beliau berusaha mengajak Nyi Rambut Kasih untuk memeluk Agama Islam. Namun Nyi Rambut Kasih tetap teguh pada keyakinannya sampai suatu hari Beliau ngahiang ( dalam bahasa Sunda artinya lenyap tanpa jejak ).
Akhirnya Kerajaan Sindang Kasih masuk ke dalam kekuasaan Cirebon. Pangeran Muhamad wafat dan dimakamkan di Margatapa, sedangkan Nyi Siti  Armilah dimakamkan di belakang pendopo yang sekarang dikenal makam Ki Gedeng Badori.




Kesan dan pesan kami
Kesan : Selama kami melakukan kunjungan situs sejarah majalengka yaitu ke tempat patilasan nyi rambut kasih,makam pangeran muhamad, dan makam embah badori/nyi siti armilah, kami merasa senang dan lebih memperdalam lagi ilmu sejarah kami tentang Asal usulnya Sejarah Majalengaka yang kini menjadi kota kota kebanggaan kami.

Pesan : Semoga situs-situs sejarah majalengka menjadi pedoman bagi masyarakat untuk mengingat akan Asal-usulnya kota Majalengka, dan semoga dengan ziarahnya kami ke makam pangeran muhamad dan embah badori dapat membantu mengirimkan doa untuk sang pejuang kota Majalengka. Amiin…………..


PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
            Penulis banyak berharap para pembaca bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca.





















3 komentar:

  1. Makasih kak, udah di Post, ini sangat membantu sekali untuk tambahan di makalah saya.

    BalasHapus
  2. Barusan main ke Margatapa, niatnya makan-makan disana, eh ternyata ada makam Pangeran Muhammad.
    Hatur nuhun blog ieu tos ngajelaskeun saha eta Pangeran Muhammad

    BalasHapus